Profil Desa Legok

Ketahui informasi secara rinci Desa Legok mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Legok

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Legok, Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Menjelajahi potensi ekonomi dari Kopi Mayana, perikanan nila, dan kerajinan bambu. Didukung semangat gotong royong masyarakat dan pemerintahan yang transparan menuju desa mandiri dan sejahtera.

  • Pusat Ekonomi Lokal

    Desa Legok merupakan sentra ekonomi potensial di Brebes bagian selatan dengan tiga pilar utama: pertanian kopi robusta "Mayana", budidaya ikan nila oleh kelompok tani yang produktif, dan industri kerajinan bambu yang terus dikembangkan

  • Modal Sosial yang Kuat

    Masyarakat Desa Legok yang mayoritas bersuku Sunda memiliki ikatan sosial dan semangat gotong royong yang tinggi, terbukti dari inisiatif swadaya dalam pembangunan infrastruktur keagamaan seperti pondok pesantren dan partisipasi aktif dalam program desa

  • Pemerintahan Visioner

    Di bawah kepemimpinan pemerintahan yang progresif telah merumuskan visi "LEGOK HEBAT" (Humanis, Elok, Berdikari, Amanah, dan Transparan) yang berfokus pada swasembada pangan, pengembangan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan melalui tata kelola yang bai

XM Broker

Di tengah hamparan perbukitan Payung Kutabima yang menjadi tulang punggung selatan Kabupaten Brebes, terhampar sebuah wilayah dengan potensi yang terus menggeliat. Desa Legok, yang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Bantarkawung, kini menjelma menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara kekayaan alam, kearifan lokal dan tata kelola pemerintahan yang baik mampu menciptakan denyut perekonomian dan sosial yang dinamis. Berada di jalur strategis yang menghubungkan Salem dengan Bumiayu, desa ini tidak hanya menjadi perlintasan, tetapi juga destinasi yang menjanjikan, dengan Kopi Mayana, perikanan air tawar, dan kerajinan bambu sebagai motor penggerak utamanya. Dengan semangat gotong royong yang mendarah daging, masyarakatnya bahu-membahu membangun desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.

Geografi dan Demografi Desa

Desa Legok terletak di bagian selatan Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, sebuah kawasan yang didominasi oleh topografi perbukitan. Lokasi geografisnya yang berada di jalur alternatif Salem-Bumiayu memberikan keuntungan strategis dalam hal aksesibilitas dan distribusi barang maupun jasa. Secara administratif, wilayah Desa Legok memiliki batas-batas yang jelas. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Salem. Di sisi timur, Desa Legok berdampingan dengan Desa Tambakserang dan Desa Terlaya. Sementara itu, di bagian selatan dan barat, wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, menjadikannya salah satu gerbang perbatasan antara dua kabupaten. Desa ini terbagi menjadi beberapa dukuh atau dusun, di antaranya Dukuh Bojongneros, Dukuh Cibiros, Dukuh Legok, dan Dukuh Mayang, yang masing-masing memiliki karakteristik unik.

Berdasarkan data kependudukan, Desa Legok menunjukkan pertumbuhan populasi yang stabil. Data Sensus Penduduk yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 mencatat jumlah penduduk sebanyak 3.134 jiwa. Angka ini mengalami sedikit peningkatan dalam data BPS Kabupaten Brebes untuk tahun 2023, yang mencatat populasi mencapai 3.269 jiwa. Komposisi penduduknya relatif seimbang, terdiri dari 1.652 penduduk laki-laki dan 1.617 penduduk perempuan. Mayoritas penduduk Desa Legok merupakan suku Sunda, yang turut memengaruhi corak budaya, bahasa sehari-hari, dan tradisi sosial yang hidup di tengah masyarakat. Mata pencaharian utama penduduknya bertumpu pada sektor agraris, dengan sebagian besar berprofesi sebagai petani yang mengolah lahan persawahan maupun perkebunan.

Pemerintahan dan Visi Pembangunan

Roda pemerintahan di Desa Legok berjalan di bawah kepemimpinan Kepala Desa Ali Hakim, yang bersama jajarannya berupaya mewujudkan tata kelola yang akuntabel dan partisipatif. Pemerintah desa secara aktif mengimplementasikan program-program pemerintah pusat dan daerah, salah satunya penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) yang dilaksanakan secara transparan dan tepat sasaran untuk membantu meringankan beban ekonomi warga yang membutuhkan. Komitmen terhadap pembangunan infrastruktur dasar juga menjadi prioritas, yang salah satunya tecermin dari implementasi program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Program ini bertujuan untuk memastikan seluruh warga mendapatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, sebuah fondasi penting bagi peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Desa Legok telah merumuskan sebuah visi ambisius yang tertuang dalam slogan "LEGOK HEBAT (Humanis, Elok, Berdikari, Amanah, dan Transparan) pada Tahun 2027". Visi ini bukan sekadar frasa, melainkan sebuah peta jalan pembangunan yang komprehensif. Misi yang diturunkan dari visi tersebut mencakup beberapa pilar utama. Humanis, yaitu menjunjung tinggi martabat manusia dan menerapkan teknologi yang diimbangi nilai kemanusiaan. Elok, yang bermakna membangun tatanan desa yang indah secara fisik dan luhur dalam budi pekerti. Berdikari, yaitu mendorong kemandirian ekonomi melalui kewirausahaan dan industri rumahan agar mampu bersaing secara global. Amanah, yakni mewujudkan pemerintahan yang jujur, bertanggung jawab, dan menjadi teladan bagi masyarakat. Terakhir, Transparan, yang berarti memastikan pengelolaan anggaran desa bersifat akuntabel, efektif, dan dapat diakses oleh publik. Fokus utama dari visi ini yaitu mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan melalui sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ekonomi desa.

Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian Penduduk

Perekonomian Desa Legok ditopang oleh tiga sektor unggulan yang saling berkaitan: pertanian, perikanan, dan industri kreatif berbasis sumber daya alam. Di sektor pertanian, kopi menjadi komoditas yang semakin bersinar. Desa ini dikenal sebagai penghasil "Kopi Mayana", varian kopi robusta yang memiliki cita rasa khas dan mulai mendapatkan tempat di hati para penikmat kopi. Kopi yang awalnya tumbuh liar kini mulai dibudidayakan secara lebih serius oleh warga, didorong oleh tren konsumsi kopi yang terus meningkat. Kopi Mayana menawarkan karakter rasa pahit yang kuat tanpa jejak asam yang signifikan, menjadikannya primadona lokal yang siap dikembangkan untuk menembus pasar yang lebih luas.

Sektor perikanan air tawar juga menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat. Di Desa Legok, terdapat kelompok pembudidaya ikan seperti Mina Kencana dan Tirta Kencana yang aktif mengelola puluhan kolam ikan dengan komoditas utama ikan nila. Total luas kolam yang dikelola oleh para petani ikan ini mencapai sekitar 3,5 hektar dengan kapasitas produksi tahunan hingga 5 ton. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan nila, dengan harga jual yang kompetitif di tingkat petani, membuat sektor ini sangat menjanjikan. Meskipun demikian, para pembudidaya masih menghadapi tantangan terkait ketersediaan benih ikan yang berkualitas. Menjawab tantangan ini, berbagai program pendampingan dan penyuluhan telah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam teknik pembenihan yang efektif.

Selain itu, kerajinan bambu menjadi pilar ekonomi kreatif yang potensial. Bambu yang melimpah di wilayah sekitar dimanfaatkan oleh para perajin lokal untuk dibuat menjadi berbagai produk, salah satunya kurungan ayam (sangkar). Untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual produk, lembaga pendidikan seperti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui program pengabdian masyarakat telah memberikan pelatihan khusus bagi para perajin. Pelatihan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membuka wawasan mengenai desain produk dan manajemen usaha, sehingga diharapkan dapat mengangkat kesejahteraan para perajin bambu di Desa Legok.

Kehidupan Sosial, Budaya, dan Pendidikan

Kehidupan sosial masyarakat Desa Legok sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Sebagai komunitas yang didominasi oleh suku Sunda, tradisi silih asah, silih asih, dan silih asuh (saling mengajari, menyayangi, dan mengasuh) masih dipegang teguh. Semangat kolektif ini tecermin nyata dalam berbagai kegiatan pembangunan desa. Salah satu contoh paling monumental yaitu pembangunan Pondok Pesantren Darul Ulum yang berlokasi di Dukuh Mayana. Pembangunan gedung dua lantai di atas tanah wakaf ini dilakukan secara swadaya murni oleh masyarakat. Warga secara sukarela menyumbangkan tenaga, materi, dan pikiran untuk mewujudkan sarana pendidikan agama yang representatif bagi generasi muda desa.

Inisiatif ini menunjukkan betapa kuatnya modal sosial dan kepedulian warga terhadap pendidikan dan pembinaan karakter. Pembangunan pondok pesantren ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat kegiatan belajar mengajar ilmu agama, tetapi juga benteng moral bagi para santri yang sebagian besar merupakan siswa dari sekolah formal di sekitarnya. Di samping nilai-nilai religius, masyarakat juga tetap merawat tradisi budaya lokal yang diwariskan secara turun-temurun, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Desa Legok.

Dari sisi pendidikan formal, di Desa Legok terdapat fasilitas pendidikan yang melayani kebutuhan masyarakat, termasuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darul Hasan yang menyelenggarakan program Paket B dan Paket C. Keberadaan lembaga ini memberikan kesempatan bagi warga yang ingin melanjutkan pendidikan kesetaraan. Dalam menghadapi tantangan zaman, peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan non-formal terus didorong oleh pemerintah desa sebagai kunci untuk meraih kemajuan jangka panjang.

Infrastruktur, Tantangan, dan Peluang Masa Depan

Pembangunan infrastruktur di Desa Legok terus berjalan secara bertahap, disesuaikan dengan skala prioritas dan ketersediaan anggaran. Program PAMSIMAS menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menyediakan akses air bersih, sementara pemeliharaan jalan desa dan lingkungan terus dilakukan melalui alokasi Dana Desa dan partisipasi masyarakat. Namun sebagai wilayah yang berada di kawasan perbukitan, Desa Legok menghadapi tantangan alam yang tidak bisa diabaikan. Risiko bencana tanah longsor, seperti yang pernah terjadi di beberapa titik termasuk di Dukuh Bojong Neros, menuntut adanya kewaspadaan tinggi dan upaya mitigasi bencana yang terstruktur. Penataan ruang dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan menjadi kunci untuk mengurangi risiko di masa depan.

Di sektor ekonomi, tantangan utama terletak pada peningkatan skala produksi dan daya saing produk unggulan. Untuk Kopi Mayana, diperlukan upaya branding, pengemasan yang menarik, dan sertifikasi untuk memperluas jangkauan pasar. Di sektor perikanan, masalah ketersediaan benih unggul harus segera dicarikan solusi, misalnya melalui pengembangan unit pembenihan rakyat (UPR) yang dikelola secara mandiri oleh kelompok tani. Sementara itu, industri kerajinan bambu memerlukan inovasi desain dan strategi pemasaran digital agar dapat bersaing di era modern.

Melihat ke depan, Desa Legok memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi desa agrowisata. Perpaduan antara pemandangan alam perbukitan yang indah, hamparan kebun kopi, dan kolam-kolam ikan dapat dikemas menjadi paket wisata edukatif yang menarik. Pengunjung dapat belajar memetik dan mengolah kopi, memancing, hingga melihat proses pembuatan kerajinan bambu secara langsung. Dengan Visi "LEGOK HEBAT" sebagai panduan, dukungan pemerintah yang solid, serta semangat gotong royong masyarakat yang tak pernah padam, Desa Legok berada di jalur yang tepat untuk bertransformasi menjadi sebuah desa yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga sejahtera, berbudaya, dan berkelanjutan.